...........
Aku benar-benar akan
jauh dari Papa. Menuju kota yang belum pernah aku datangi kecuali melihatnya di
peta. Berjalan dengan kakiku sendiri. Berjuang untuk hidupku. Dan di sinilah aku.
Duduk di gerbong kereta api ekonomi dengan Budhe Anti yang sudah sepuluh tahun tak
kutemui
“Maaf ya Ayka, Budhe cuma bisa beli tiket ekonomi. Kamu tidak
nyaman ya?” tanyanya merasa bersalah,
Aku hanya mengangguk dan tersenyum.
Budhe Anti adalah kakak dari bunda. Beliau tinggal di
Jogja bersama suaminya.. Mereka tidak dikaruniai anak. Saat hamil pertama,
kandungan Budhe mengalami keguguran dan terpaksa dokter harus mengangkat
rahimnya karena pendarahan yang terus-menerus. Wajar kalau Budhe menganggapku seperti anak sendiri. Dulu ketika
beliau masih tinggal di Jakarta, setiap minggu pasti datang berkunjung untuk
bertemu denganku. Tetapi sejak suaminya Pakdhe Heri, bermasalah dengan Papa,
Budhe tidak lagi datang. Mereka pindah ke Jogja dan menutup diri dari keluarga
besar.
Kereta terus membawaku menjauh, hingga gedung-gedung
tinggi itu tidak terlihat lagi. Aku mengambil telepon genggamku dan
menyalakannya. Sudah lima hari handphoneku tidak aktif. Ringtone SMS berdering
setelah kuaktifkan handphoneku. Banyak pesan yang masuk terutama dari Sarah.
3/1/12 10:07 pm
from Sarah
[Ai-chan, aku melihat televisi tadi pagi, apakah itu
benar?]
4/1/12 03:37 am
from Sarah
[Ai-chan handphonemu tidak aktif, kamu baik-baik saja
kan?]
5/1/12 04:51 am
From Sarah
[Ai-chan kalau handphonemu sudah aktif segera hubungi
aku]
6/1/12 09:11 pm
From Sarah
[Ai-chan, apapun keadaanmu sekarang, jangan lupa, kamu
masih punya orang-orang
yang sayang sama
kamu. Semangat!]
6/1/12 08:45 pm
From Sarah
[Aku di depan rumahmu, tapi kosong. Kamu dimana?]
Sarah. Sahabatku dari kelas satu SD. Baik, cantik dan
kaya. Mmembuatnya disukai banyak lelaki. Walau begitu, dia hanya menyukai Kak
Radit. Bahkan dia menangis lebih keras daripada aku saat kak Radit pergi.
Aku mengetik SMS balasan untuknya
6/1/12 11:05 pm
To Sarah
[Aku ke Jogja, aku akan menghubungimu lagi setelah sampai
sana. Jangan khawatir]
Aku mematikan handphoneku, lalu melepas simcardnya dan
membuangnya ke luar jendela. Aku lelah. Aku ingin melepas sementara, sesuatu
yang berhubungan dengan kehidupanku di Jakarta. Maaf Sarah, bukannya aku ingin
melupakanmu. Tapi saat ini, beri aku waktu untuk menata hatiku dan hidupku.
The Old train which bring memory (3) selesai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar